Monday, May 24, 2010

Sejarah Priok

Bagi warga masyarakat, Mbah Priok atau Habib Hasan bin Muhammad al Haddad bukan tokoh biasa. Dia adalah penyebar agama Islam dan seorang tokoh yang melegenda. Namanya bahkan jadi cikal bakal nama kawasan Tanjung Priok. Mbah Priok bukan orang asli Jakarta. Dia dilahirkan di Ulu, Palembang, Sumatera Selatan pada 1722 dengan nama Al Imam Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan Bin Muhammad Al Haddad R.A. Al Imam Al Arif Billah belajar agama dari ayah dan kakeknya, sebelum akhirnya pergi ke Hadramaut, Yaman Selatan, untuk memperdalam ilmu agama. Menjadi penyebar syiar Islam adalah pilihan hidupnya. Pada 1756, dalam usia 29 tahun, dia pergi ke Pulau Jawa. Al Imam Al Arif Billah tak sendirian, dia pergi bersama Al Arif Billah Al Habib Ali Al Haddad dan tiga orang lainnya menggunakan perahu. Konon, dalam perjalanannya, rombongan dikejar-kejar tentara Belanda. Namun, mereka tak takluk. Dalam perjalanan yang makan waktu dua bulan, perahu yang mereka tumpangi dihantam ombak. Semua perbekalan tercebur, tinggal beberapa liter beras yang tercecer dan periuk untuk menanak nasi. Suatu saat rombongan ini kehabisan kayu bakar, bahkan dayung pun habis dibakar. Saat itu, Mbah Priok memasukan periuk berisi beras ke jubahnya. Dengan doa, beras dalam periuk berubah menjadi nasi. Cobaan belum berakhir, beberapa hari kemudian datang ombak besar disertai hujan dan guntur. Perahu tak bisa dikendalikan dan terbalik. Tiga orang tewas, sedangkan Al Imam Al Arif Billah dan Al Arif Billah Al Habib harus susah payah mencapai perahu hingga perahu yang saat itu dalam posisi terbalik. Dalam kondisi terjepit dan tubuh lemah, keduanya salat berjamaah dan berdoa. Kondisi dingin dan kritis ini berlangsung 10 hari, sehingga wafatlah Al Imam Al Arif Billah. Sedangkan Al Arif Billah Al Habib alam kondisi lemah duduk diatas perahu disertai priuk dan sebuah dayung -- terdorong ombak dan diiringi lumba-lumba menuju pantai. Kejadian itu disaksikan beberapa orang yang langsung memberi bantuan. Jenazah Al Imam Al Arif Billah dimakamkan. Dayung yang yang sudah pendek ditancapkan sebagai nisan. Di bagian kaki ditancapkan kayu sebesar lengan anak kecil -- yang akhirnya tumbuh menjadi pohon tanjung. Sementara periuk nasi yang bisa menanak beras secara ajaib ditaruh di sisi makam. Konon -- periuk tersebut lama-lama bergeser dan akhirnya sampai ke laut. Banyak orang mengaku jadi saksi, 3 atau 4 tahun sekali periuk itu timbul di laut dengan ukuran sebesar rumah. Berdasarkan kejadian itu, daerah tersebut akhirnya dinamakan dengan Tanjung Priuk, ada juga yang menyebut Pondok Dayung -- yang artinya dayung pendek. Nama Al Imam Al Arif Billah pun dikenal jadi 'Mbah Priok'. Rekan perjalanan Mbah Priok, Al Arif Billah Habib Ali Al Haddad dikabarkan sempat menetap di daerah itu. Dia lalu melanjutkan perjalanannya hingga berakhir di Sumbawa.
(http://metro.vivanews.com/news/read/144063-kisah_panjang_makam_keramat_mbah_priok

Friday, May 21, 2010

Coding Laporan Akhir C++

#include
main()
{
int pilihan;
printf(">>>>>Menu Luas<<<<<");
printf("1. Luas Lingkaran");
printf("2. Luas Segitiga");
printf("3. Luas Persegi");
printf("Masukkan Pilihan Anda: ");
scanf ("%d", &pilihan);
switch (pilihan)
{
case 1:
int r;
float pi = 3.1415;
float r;
printf ("Masukkan jari-jari (r): ");
scanf ("%i", &r);
printf ("Luas lingkaran = %i", pi * r * r);
getch();
break;
case 2:
int a,t;
float a,t;
printf ("Masukkan alas: ");
scanf ("%f", &a);
printf ("Masukkan tinngi: ");
scanf ("%f", &t);
printf ("Luas segitiga adalah = %f", a * t / 2);
getch();
case 3:
int p,l;
float p,l;
printf ("Masukkan panjang: ");
scanf ("%d", &p);
printf ("Masukkan lebar: ");
scanf ("%d", &l);
printf ("Luas persegi adalah = %d", p * l);
getch ();
break;
default:
printf ("PILIHAN SALAH!");
}
}

Fenomena Alam di Lingkaran Artik

pasti kita sering mendengar dengan kata 'artik' kan?saya akan menjelaskan dimana keberadaanya dan ada fenomena apa saja yang ada disana :D
tembat ini berada di koordinat 66 derajat 33" (Alaska)

Bila kita pergi dan berada di tengah-tengah kutub bumi, maka kita akan menyaksikan fenomena alam yang sangat menakjubkan. Di masing-masing kutub, langit akan malam selama 6 bulan berturut-turut, dan selanjutnya akan siang selama 6 bulan berturut-turut. Ketika siang, matahari di langit hanya akan berputar-putar di angkasa.

Di kutub utara, matahari hanya berputar-putar berlawanan arah jarum jam (mata kita arahkan ke atas - titik zenith) - gambar di bawah matahari pada tanggal 21 Juni atau disebut titik balik utara:

di daerah sini jika malam pemandangannya sangat indah banyak timbul nya aurora

*foto akan diupload segera koneksi internet bermasalah*